JENIS-JENIS LETTUCE

1. ROMAINE LETTUCE
Nama Latin: Lactuca sativa var. longifolia
Sebutan ‘romaine’ lazim digunakan oleh masyarakat Amerika Utara. Sementara di  belahan dunia barat lainnya, selada ini populer dengan nama cos lettuce. Dilansir bersumber dari kata ‘cos’, nama Pulau Cos/Kos di Yunani, tempat yang disebut-sebut menjadi asal selada ini. Sumber lain menyebutnya dari bahasa Arab ‘khus’ yang dipakai untuk menyebut selada. Selada yang kemudian dikenal oleh dunia barat melalui Roma ini lantas dikenal dengan sebutan romaine.

Banyak disukai karena teksturnya renyah, memberi sensasi segar, dan juicy. Lembaran daunnya panjang dan lebih kaku dibanding selada lainnya karena tulang daun yang sedikit tebal. Dulu, bagian cekung selada ini digunakan untuk menyendok tabbouleh oleh penduduk Syria.Warna daun lebih gelap di bagian luar dan biasanya memiliki sedikit rasa pahit. Begitu juga ujung daunnya. Bahan wajib dalam pembuatan Caesar salad.

2. BUTTERHEAD LETTUCE
Nama Latin: Lactuca sativa var. capitata
Termasuk dalam kelompok head lettuce(bentuk dan ukurannya seperti kepala). Bonggol daunnya tidak terlalu rapat. Dinamai butterhead karena daunnya bertekstur lembut dan terasa sedikit ‘manis’ dan gurih layaknya mentega. Lettuce jenis ini ada dua varian, yaitu hijau dan merah (Salanova red butterhead).
Cikal bakal butterhead lettuce ini berasal dari jenis lettuce lawas, yaitu silesia. Memiliki sebutan lain Boston lettuce atau Bibb lettuceuntuk ukuran yang lebih kecil. Nama Bibbdiperoleh dari nama seorang petani sayuran, Mayor John ‘Jack’ Bibb,  yang telah membudidayakan lettuce jenis ini pada tahun 1800-an, di Kentucky, Amerika Serikat.

3. ICEBERG LETTUCE

Nama Latin: Lactuca sativa var. capitata
Termasuk dalam kelompok head lettuce(bentuk dan ukurannya seperti kepala). Bonggol daunnya tidak terlalu rapat. Dinamai butterhead karena daunnya bertekstur lembut dan terasa sedikit ‘manis’ dan gurih layaknya mentega. Lettuce jenis ini ada dua varian, yaitu hijau dan merah (Salanova red butterhead).
Cikal bakal butterhead lettuce ini berasal dari jenis lettuce lawas, yaitu silesia. Memiliki sebutan lain Boston lettuce atau Bibb lettuceuntuk ukuran yang lebih kecil. Nama Bibbdiperoleh dari nama seorang petani sayuran, Mayor John ‘Jack’ Bibb,  yang telah membudidayakan lettuce jenis ini pada tahun 1800-an, di Kentucky, Amerika Serikat.

4. LEAF LETTUCE
Nama Latin: Lactuca sativa crispa
Disebut looseleaf lettuce karena lembaran daunnya terlepas atau terbuka. Di Indonesia, lazim disebut selada keriting karena ujung daunnya bergelombang. Selada ini digunakan secara luas hampir di seluruh dapur mancanegara karena rasanya netral, segar, nyaris tanpa gangguan rasa pahit.
         
Sekitar 4500 tahun lalu, bangsa Mesir kuno mulai menanam selada ini dari bibit sejenis gulma atau tanaman liar. Sayuran ini juga disajikan di dapur pada zaman Yunani dan Romawi. Pada abad ke-16 dan ke-18, negara-negara di Eropa sudah mulai mengembangkan berbagai jenis selada ini. Menariknya, sebutan lain selada ini adalah Batavia lettuce. Namun, belum ada penjelasan mengapa selada ini dinamai dengan nama lawas ibu kota Jakarta itu.

5. LOLLOROSSO
 Nama Latin: Lactuca sativa var. acephala
Semburat merah pada ujung daun selada yang mirip renda ini menjadi penanda yang cantik. Merupakan versi loose leaf lettuceyang berwarna merah. Digemari karena tekstur dan rasa daun selada klasik Italia ini lembut dan sedikit renyah. Sering digunakan dalam salad untuk memberikan presentasi yang menarik.
           
Banyak yang mengatakan selada ini berasal dari dataran Italia. Namun, ada juga dugaan bahwa lollo rosso pertama kali dibudidayakan oleh bangsa Mesir kuno. Selada ini dipercaya memiliki khasiat sebagai ‘obat’ sakit perut dan pembangkit libido (afrodisiak).

6. CHICORY 

Nama Latin: Cichorium intybus
Helaian daunnya memiliki warna khas, semburat putih, kekuningan, hingga hijau pucat di ujungnya. Tampilan ini diperoleh dengan cara menghalangi chicory dari terpaan sinar matahari saat penanaman. Memiliki tekstur renyah dengan rasa segar sedikit pahit. Rasa yang sedikit mild ada pada daunnya yang berwarna kekuningan.

Sayuran ini telah dibudidayakan sejak zaman Mesir kuno. Sementara, seorang penyair Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Augustus, Horace, mengakui bahwa chicory menjadi makanan sehari-hari. Dikatakan, “Me pascunt olivae, me cichorea, me malvae,” yang artinya, “Untukku, zaitun, chicory, dan  malva (sejenis herba - red), menyediakan cukup  rezeki/makanan.”


7. ENDIVE

Nama Latin: Cichorium endivia
Jika dilepas satu per satu, kelopak daunnya berbentuk oval mirip mangkuk. Karena itu,  sering dipakai sebagai wadah untuk penyajian salad yang sekaligus bisa dimakan. Teksturnya lembut seperti satin dengan sedikit sentuhan rasa pahit.

Endive yang juga disebut Belgian endive ini tak sengaja ditemukan pada tahun 1830. Kisahnya berawal saat Jan Lammers, seorang petani di Brussel, yang menyimpan akar endive di ruang bawah tanah. Ia ingin mengeringkan dan menyangrainya kelak sebagai pengganti kopi (ini lazim dilakukan pada abad ke-19 di Eropa). Tak dinyana, akar yang beristirahat dalam gelap selama berbulan-bulan telah tumbuh menjadi daun putih. Lammers mencicipi dan menyukai tekstur endive yang renyah dan lembut. Selanjutnya, tahun 1870-an pamor endive makin populer hingga ke Paris dan dijuluki sebagai ‘emas putih’.
 

8. ARUGULA
Nama Latin: Eruca sativa,  Eruca vesicaria subsp. sativa, Brassica eruca L.
Memiliki banyak nama alias, yakni salad rocket, garden rocket, rucola, rucoli, rugula, colewort, roquetteBersifat aromatik, bertekstur renyah. Saat dikunyah, terasa sedikit tajam di lidah seperti perpaduan merica dan mustard. Terdeteksi sentuhan rasa gurih kacang yang lembut. Pilih daun arugula yang masih muda, sebab daun yang tua terasa lebih pahit.

Tersebar luas di daratan Mediterania. Mulai dari Maroko hingga Portugal di Mediterania bagian barat,  hingga Syria, Lebanon, dan Turki di Mediterania bagian timur. Karena dipercaya mempunyai khasiat afrodisiak oleh bangsa Romawi, maka arugula dilarang disajikan di biara-biara pada abad pertengahan. Di Teluk Naples, tepatnya di Pulau Ischia, arugula diolah menjadi minuman keras yang dikenal sebagai rucolino.
 
9.  MIZUNA
Nama Latin: Brassica rapa nipposinicaBrassica juncea var. japonica
Memiliki rasa pedas samar-samar dengan sensasi earthy yang lembut. Telah dibudidayakan berabad lalu di Jepang dan sebagian wilayah Asia lainnya. Di dapur Jepang, mizuna (yang bermakna air atau sayuran berair) dikenal sebagai daun kyona dari Kyoto, ibu kota kerajaan Jepang kuno. Ada juga yang menyebutnya shui cai,  spider mustard,  Japanese mustard, Japanese greens, potherb mustard,  dan California peppergrass.

Daunnya menjari dengan ujung-ujung yang meruncing. Tampilannya yang cantik membuatnya sering digunakan sebagai dekorasi pada masakan. Selain untuk campuran bahan saladmizuna dipakai juga untuk membuat tumisan atau sup, seperti nabemonohot pot khas Jepang. Tak jarang sayuran ini diiris kasar, ditaburi sedikit garam, lalu dicampurkan ke dalam nasi hangat.

10. WATERCRESS

Nama Latin: Nasturtium officianale
Watercress atau cress, dikenal sebagai selada air. Tanaman akuatik atau semi-akuatik yang hidup di dalam air. Cita rasanya segar, namun sedikit pahit. Makin ke bawah,  tekstur batangnya makin berserat.
           
Sekitar tahun 400 sebelum Masehi, selada air dikenal memiliki reputasi baik sebagai tanaman obat. Bahkan, Hippocrates, Bapak Kedokteran Modern, mendirikan rumah sakit pertamanya di Pulau Kos, dekat dengan aliran sungai untuk memastikan bahwa selada air segar cukup tersedia untuk mengobati pasien. Pada tahun 1700-an, Nicholas Culpeper (penulis buku Culpeper's Herbal) memercayai bahwa selada air  mampu membantu membersihkan darah. 

Comments