Halo kawan-kawan.....
Hari ini adalah hari pertama kami praktik lagi di kitchen. Pada hari ini kami memulai praktik pada jam 8 pagi tetapi cuaca pada pagi hari ini kurang mendukung tetapi itu tidak menurunkan semangat kami untuk mengikuti praktik pada pagi hari ini. Karena hujan pada pagi hari ini sangat deras banyak dari teman-teman kami yang terlambat tiba di kitchen sehingga kami memulai praktik hari ini pada jam 8.15.
Sebelum memulai praktik kami line-up dulu di depan office. Pertama-tama kelengkapan pisau kami dicek dan ketajamannya juga dites. Setelah itu kami line-up bersama dengan teman kelompok masing-masing lalu setiap kelompok diberikan tugas yang berbeda dari minggu kemarin. Kelompok 1 mendapat tugas membuat main course, kelompok 2 mendapat tugas membuat dessert, kelompok 3 bertugas membuat soup, dan kelompok 4 mendapat tugas membuat appetizer.
Pada kali ini kami akan kembali membuat menu Indonesian Buffet. Dessert yang akan kelompok saya buat yaitu doko-doko cangkuning dan bubuh injin. Doko-doko cang kuning adalah merupakan kue tradisional khas suku Bugis-Makassar. Orang Bugis biasa menyebutnya Doko-doko Cangkuning, sedangkan orang Makassar memanggil dengan sebutan Roko-roko Cangkuning. Kue ini identik dengan balutan daun pisang yang berbentuk kerucut. Doko artinya bungkus yang diisi dengan adonan Bugis yang disebut Cangkuning. Karena dibungkus lagi dengan daun, makanya dinamakan Doko-doko Cangkuning.
Bubuh Injin lebih dikenal sebagai bubur ketan hitam yang berasal dari pulau Bali. Tidak ada yang membedakannya dari bubur ketan hitam. Mungkin hanya memberi nama khusus yang berbeda di setiap area.Krim bubuh ini terbuat dari beras ketan hitam yang dimasak dengan gula merah. Sebagai pelengkap, biasanya diberikan areh atau santan kental yang dimasak dengan garam dan daun pandan harum. Ada juga menyajikan bubuh injin dengan tidak memberikan areh tetapi dengan taburan kelapa parut tadi. Bubuh injin biasanya disajikan di acara apa saja, pesta kumpul orang. Warna bubuh injin ini berwarna hitam dengan rasa harmoni yang manis dan gurih. Taburan Areh atau kelapa di atasnya menambah rasa agar bubuh ini lebih enak dan enak. Agar terasa lebih segar, bubuh injin juga bisa disajikan dengan menyediakan beberapa potong es batu.
Hari ini adalah hari pertama kami praktik lagi di kitchen. Pada hari ini kami memulai praktik pada jam 8 pagi tetapi cuaca pada pagi hari ini kurang mendukung tetapi itu tidak menurunkan semangat kami untuk mengikuti praktik pada pagi hari ini. Karena hujan pada pagi hari ini sangat deras banyak dari teman-teman kami yang terlambat tiba di kitchen sehingga kami memulai praktik hari ini pada jam 8.15.
Sebelum memulai praktik kami line-up dulu di depan office. Pertama-tama kelengkapan pisau kami dicek dan ketajamannya juga dites. Setelah itu kami line-up bersama dengan teman kelompok masing-masing lalu setiap kelompok diberikan tugas yang berbeda dari minggu kemarin. Kelompok 1 mendapat tugas membuat main course, kelompok 2 mendapat tugas membuat dessert, kelompok 3 bertugas membuat soup, dan kelompok 4 mendapat tugas membuat appetizer.
Pada kali ini kami akan kembali membuat menu Indonesian Buffet. Dessert yang akan kelompok saya buat yaitu doko-doko cangkuning dan bubuh injin. Doko-doko cang kuning adalah merupakan kue tradisional khas suku Bugis-Makassar. Orang Bugis biasa menyebutnya Doko-doko Cangkuning, sedangkan orang Makassar memanggil dengan sebutan Roko-roko Cangkuning. Kue ini identik dengan balutan daun pisang yang berbentuk kerucut. Doko artinya bungkus yang diisi dengan adonan Bugis yang disebut Cangkuning. Karena dibungkus lagi dengan daun, makanya dinamakan Doko-doko Cangkuning.
Bubuh Injin lebih dikenal sebagai bubur ketan hitam yang berasal dari pulau Bali. Tidak ada yang membedakannya dari bubur ketan hitam. Mungkin hanya memberi nama khusus yang berbeda di setiap area.Krim bubuh ini terbuat dari beras ketan hitam yang dimasak dengan gula merah. Sebagai pelengkap, biasanya diberikan areh atau santan kental yang dimasak dengan garam dan daun pandan harum. Ada juga menyajikan bubuh injin dengan tidak memberikan areh tetapi dengan taburan kelapa parut tadi. Bubuh injin biasanya disajikan di acara apa saja, pesta kumpul orang. Warna bubuh injin ini berwarna hitam dengan rasa harmoni yang manis dan gurih. Taburan Areh atau kelapa di atasnya menambah rasa agar bubuh ini lebih enak dan enak. Agar terasa lebih segar, bubuh injin juga bisa disajikan dengan menyediakan beberapa potong es batu.
Untuk membuat doko-doko cangkuning, kami menyiapkan daun pisang yang akan digunakan untuk membungkus doko-doko cangkuning setelah itu kami membuat untinya terlebih dahulu. Sambil menunggu untinya jadi, kami membuat adonan pandan yang akan membungkus unti tersebut.Setelah adonan pandan dan unti sudah selesai. Kami membuat adonan campuran tepung beras ketan dan tepung beras yang merupakan lapisan terluar dari doko-doko cangkuning, sesudah itu kami membungkus adonan tersebut lalu disimpan di chiller dan akan dikukus keesokan harinya.
Sedangkan untuk membuat bubuh injin kami merendam campuran beras ketan putih dan ketan hitam selama satu malam setelah itu kami menyiapkan gula merah cair untuk campuran bubuh injin, lalu berasnya akan di masak menggunakan panci presto dan areh atau santan kentalnya akan dibuat keesokan harinya sambil menunggu bubuh injin dan doko-doko cangkuningnya matang. Setelah semua pekerjaan telah selesai, kami beristirahat dan makan siang bersama setelah itu kami melakukan general cleaning dan pulang kerumah.



*ENGLISH VERSION *
Hello friends
Today is the first day we practice again in the kitchen. Today we started the practice at 8 o'clock in the morning but the weather this morning was less supportive but it did not reduce our enthusiasm to follow the practice this morning. Because the rain, this morning was very heavy so many of our friends were late arriving in the kitchen so we started the practice today at 8.15.
Before starting our practice, we lined-up first in front of the office. First of all our knives were checked and the sharpness was also tested. After that we line-up together with each other's group mates and each group is given a different task from last week. Group 1 gets the task of making the main course, group 2 gets the task of making dessert, group 3 gets the task to make soup, and group 4 gets the task of making an appetizer.
This time we will re-create the Indonesian Buffet menu. The dessert that my group will make are doko-doko cangkuning and bubuh injin. Doko-doko cang kuning is a traditional cake typical of the Bugis-Makassar tribe. Bugis people used to call it Doko-doko Cangkuning, while the Makassar people called it Roko-roko Cangkuning. This cake is identical to a cone-shaped banana leaf dressing. Doko means a wrapper filled with Bugis dough called Cangkuning. Because it's wrapped again with leaves, that's why it's called Doko-doko Cangkuning.
Bubuh Injin better known as black sticky rice porridge originating from the island of Bali. There is nothing that distinguishes it from black sticky rice porridge. Maybe just have a different course name in each area. This creamy cream is made from black sticky rice cooked with brown sugar. As a complement, it is usually use areh or thick coconut milk cooked with salt and fragrant pandan leaves. Its also usually served by not giving areh but with a sprinkling of grated coconut. Bubuh Injin are usually presented at any event, party gathering people. The color of bubuh injin is black with a sweet and savory harmony. Sprinkling of Areh or coconut on top adds flavor so that this mush is more delicious and delicious. To make it feel fresher, bubuh injin can also be served by given a few pieces of ice cubes.
To make the cangkuning doko, we prepared a banana leaf which will be used to wrap the cangkuning doko after we made the unti first. While waiting for the unti to be finished, we make pandan dough which will wrap the unti. After the pandan and the unti is finished. We make a mixture of glutinous rice flour and rice flour which is the outermost layer of doko-doko cangkuning, after that we wrap the dough and then keep it in the chiller and will be steamed the next day.
Meanwhile, to make the bubuh injin, we soaked a mixture of white and black sticky rice for one night after that we prepared liquid brown sugar for the mixture of bubuh injin, then the rice would be cooked using a pressure cooker and the areh or thick coconut milk will be made the next day while waiting for the bubuh injin and doko-doko cangkuning cooked. After all the work was done, we rested and had lunch together after that we did general cleaning and went home.
Comments
Post a Comment